Total Tayangan Halaman

Entri Populer

Powered By Blogger

mewah

mewah

Senin, 04 Juli 2011

reability


Reliability : An Introductory Note

By : Ahmad Taufik


Kata “reliability” terjemahan Indonesianya adalah kehandalan, reliable berarti handal. Kadang arti dan makna katanya tertukar dengan kelayakan / layak (yang berarti feasibility / feasible).

Namun definisi formalnya dari reliability adalah : peluang sebuah komponen, sub-sistem atau sistem melakukan fungsinya dengan baik, seperti yang dipersyaratkan, dalam kurun waktu tertentu dan dalam kondisi operasi tertentu pula.

Karena mengandung komponen peluang, maka secara inheren didalamnya ada masalah statistik termasuk : 1. Uncertainty, 2. Probability, 3. Probability Distributions (Weibull, Normal, Exponensial, Log-normal, dsb).

Karena mengandung komponen “melakukan fungsi dengan baik”, maka didalamnya secara inheren pula terdapat faktor kegagalan sistem. Sebab peluang kegagalan dari sebuah mesin (misalnya) adalah kebalikan dari peluang kehandalannya seperti digambarkan dalam ekspresi matematik (cumulative damage/failure distribution function)  sbb :

                                                Pf (t)  = 1 – R(t)  atau R(t)  = 1 – Pf(t)

Jadi jika kehandalan sebuah mesin adalah R =90%, maka peluang kegagalan cumulativenya adalah Pf = 10%, atau sebaliknya.

Reliability mengandung komponen waktu, artinya sebuah komponen yang reliable sekarang  belum tentu reliable satu tahun kemudian jika ada : 1) mekanisme kerusakan yang beroperasi (”operative damage mechanism”) dan 2) dengan laju kerusakan tertentu (misalnya laju korosi atau aus 0.01 mm/year).

Reliability mengandung faktor komponen atau sub-sistem, artinya untuk mengevaluasi sebuah sistim yang lebih besar (terdiri dari subsistem atau kompenen), maka relabilty masing-masing komponen penunjang haruslah dihitung terlebih dahulu baru kemudian dijumlahkan (atau dikalikan) sesuai dengan hubungan seri, paralel (atau keduanya) dengan mengacu pada teori penjumlahan / kombinasi peluang (De Morgan’s Rule, Bayes Theorem, dsb). Dari sini terlihat bahwa teori reliability kadang-kadang melibatkan perhitungan matematika / statistika  yang rumit.

Berbicara reliabilty juga sama artinya dengan berbicara risk (resiko), sebab risk didefiniskan sebagai :

                               Risk = Probability of Failure X Consequency of Failure

Jadi salah satu komponen risk adalah kebalikan dari reliability (Probability of Failure), oleh sebab itu jika bicara reliability selalu dikaitkan dengan risk. 

Di perguruan tinggi teori reliability diajarkan di Teknik Mesin, Teknik Sipil, Tekik Elektro/Fisika dan Teknik Industri.  Jika berbicara dari sisi teknik sipil, reliability diajarkan untuk melihat kehandalan sebuah struktur menerima beban tanpa mengalami kegagalan, yakni dengan menggunakan limit state concept (Load Vs Resistance). Analisis reliability dilakukan dengan menggunakan FOSM (first order second moment, atau lainnya) dan Monte Carlo Simulation untuk yang lebih advanced.  Dengan reliability dapat ditentukan, secara statistik, remaining life dari struktur,

Jika berbicara dari sisi teknik mesin, reliability dapat berarti melihat kehandalan sebuah mesin (rotating machine) melakukan fungsinya tanpa mengalami kegagalan. Dalam bahasa tekni mesin reliability biasanya dikaitkan dengan konsep maintenance seperti MTBF (mean time between failure), atau RCM (Reliability-centered Maintenance), suatu konsep maintenance yang relatif baru di Indonesia. Dengan reliability dapat ditentukan, secara statistik, remaining life dari komponen mesin sehingga dapat dijadwalkan program repair, replacement, dll.

Jika berbicara dari sisi teknik industri / manufaktur, reliability berarti menjalankan program QC dan QA, yakni sampai tingkat kehandalan berapa % produk harus dihasilkan agar memenuhi standar costumer sekaligus masih dalam batas cost effective.  Software reliability adalah kehandalan sebuah program komputer untuk menjalankan fungsinya dengan baik, akurat, bug-free, dalam kurun waktu tertentu.

Jika berbicara reliability dari sisi kimia dan metalurgi, berarti berbicara kegagalan logam (komponen mesin atau struktur), failure rate, failure mode, dan failure analysis dari aspek yang lebih mikro (fatigue, brittle fracture, corrosion, dsb). RBI (Risk Based Inspection) adalah salah satu metoda yang sedang trend di Industri untuk mengevaluasi risk (risk leveling, ranking & mapping) untuk pressurized stationary vessel / equipment. Inspeksi kemudian diarahkan pada komponen  / section yang memiliki risk dengan score tertinggi.

Jika berbicara dari sisi teknik fisika / elektro / komputasi, reliability berarti menjalankan program QC dan QA, yakni sampai tingkat kehandalan berapa % produk harus dihasilkan agar memenuhi standar costumer sekaligus masih cost effective atau bagaimana memilih jenis instrumen plus lokasi pemasangannya (control valve in piping system misalnya) agar reliability sistem dapat dijamin 99%.  Bidang teknik industri juga mengolah data maintenance lebih kuantitatif (MTBF, MTTR, dsb).

Bagaimana Aplikasi Reliability di Indonesia ?
Aplikasi reliability di industri Indonesia masih cukup sulit karena reliability dalam pengertian yang lebih luas merupakan masalah budaya dari para pelakunya. Kebiasaan : critical and creative thinking, independent opinion, honesty and integrity, professionalism, competency, serta masalah administrasi seperti detailed and structured documentation, detailed record, dll, belum tumbuh baik disini, karena kita adalah jenis masyarakat yang ingin serba cepat, ingin serba mudah, asal jadi, tidak suka jelimet / detail, masih menyukai filsafat “breakdown maintenance”, dsb. Sehingga masih perlu waktu untuk membangun sistim reliability dalam pengertian yang lebih luas dari pada hanya sekedar perhitungan statistik semata. So, Reliability (similar to Quality) is not  just a science or technology BUT, in a broader sense,  IT IS A CULTURE. 

example of curriculum vitae


CV

Name                                       : Prof. Dr. Iin Inayati, Ph. D
Place Date of Birth                 : Jakarta 22th may 1972
Address                                   : Sunter street Podomoro North of Jakarta
Educational Background        : Doctoral degree of Canada University
Working Experience               : - lecturer in Indonesia University (UI) in 2003 – 2008
- Education minister 2009 – 2011
Scientific Work                       :
            a. The War of Believe                         2004
            b. The Mistery End of the World       2008
            c. The Leader of the Right Way         2009
Awards                                   :
-          The best graduated of Canada University Academic year 1999/2000
-          Reward of the best Indonesian lecturer in 2007
Motto                                      :
Don’t be your self


language testing


Sekali lagi ‘reliability’ adalah indikator apakah sebuah pertanyaan jika ditanyakan berulang-ulang kali baik kepada orang yang sama maupun kepada orang lain jawabannya akan cenderung sama (konsisten/berulang).
Dengan pengertian ini maka ada beberapa cara untuk mengukur reliability:
1. Test-Retest Reliability
Ini cara paling sederhana menguji reliability sesuai dengan definisinya di atas, yakni dengan cara mencobaquestionnaire yang samakepada respondents yang sama lebih dari satu kali (misal 2x) dalam waktu yang berbeda (jeda waktu tertentu). Jadi nilai reliability-nya ditentukan nilai Korelasi item-item yang sama untukperiode survey yang berbeda.
Kelemahannya:
 pada survey ke-2 orang cenderung mencoba mengingat jawabannya sebelumnya bukan focus pada pertanyaannya. Atau untuk kasus pertanyaan yang mengukur mood perasaan, jawaban bisa berubah (meskipun ada orang yang memiliki kepribadian mantap, suasana hati selalu tenang)
2. Inter-Rater Reliability
Cara mudah yang kedua yakni dengan memberikan pertanyaan yang sama kepada lebih dari satu respondents kemudian membandingkan jawaban antar respondent. Jadi nilai reliability-nya dihitung dari nilai Korelasi item yang sama untuk respondents yang berbeda.
Namun metode ini TIDAK DIREKOMENDASIkan karena tentu kita tidak bisa berasumsi bahwa masing-masing respondents menjawab dengan serius atau dalam kondisi yang sama.
3. INTERNAL CONSISTENCY
Intinya metode ini dipakai jika kita hanya memiliki kesempatan mencoba questionnaires kita 1x pada sekelompok respondents. Jadi disini, reliability item2 pertanyaan yang menanyakan faktor atau construct yang sama akan dihitung berdasarkan nilai korelasinya (mestinya item2 yang menanyakan construct yang sama memiliki jawaban yang hampir sama..atau memiliki korelasi yang tinggi). Jadi disini Reliability dihitung berdasar konsistensi internal jawaban tiap item yang menanyakan construct yang sama.
Terdapat 4 pilihan metode pengukuran Reliability berdasarkan Internal Consistency:
a. Cronbach’s Alpha
b. Average Inter-item Correlation
c. Average Itemtotal Correlation
d. Split-Half Reliability
*** **>>> Apa yang saya pilih???
karena saya make’ SPSS dan saya pengin yang PALING MUDAH, maka saya milih:
1. Cronbach’s Alpha
nilai Alpha ini menunjukkan nilai rata-rata (average) korelasi antar item yang mengukur construct yang sama.
Nilai Alpha: 0 – 1 (semakin besar semakin reliable), tetapi Nunnaly (1978 in Pallant 2005:6 …lengkapnya ‘Julie Pallant, 2005, SPSS Survival Manual, Ligare, Sidney) merekomendasikan nilai Alpha
 minimum 0.7
Namun Pallant (2005:6) menyatakan bahwa nilai Cronbach’s Alpha ini juga dipengaruhi oleh banyaknya item pertanyaan, jika item pertanyaan sedikit (kurang dari 10 pertanyaan untuk construct yang sama) nilai Alpha akan kecil. Olehkarena itu untuk item pertanyaan yang kurang dari 10, Pallant menyarankan menghitung Internal Consistency dengan metode Average Inter-item Correlation!
Nilai optimum Mean Inter-item Correlation: 0.2 – o.4 (Brick & Cheek, 1986 in Pattal 2005:6)
2. Average Inter-item Correlation
Intinya metode ini menghitung perbandingan (korelasi) jawaban antar item (dibuat matriks), selanjutnya dihitung rata-rata korelasinya.
Teknisnya pake SPSS???:
Kalo data udah di-kode kan dan di input ke ‘Data View’ SPSS, selanjutnya
menu “Analyze” > ‘Scale‘ > ‘Reliability Analysis‘ :
Pilih ‘Model: Alpha‘ dan masukkan dikolom kanan item2 pertanyaan yang mengukur construct yang sama
klik tombol ‘Statistics’: aktifkan
dibagian ‘Descriptive for’ aktifin aja semua
dibagian ‘Inter-Item’ aktifkan ‘
Correlations
dibagian ‘Summaries’ aktifkan ‘Means’ ama ‘
Correlations‘ (ini buat ngitung means korelasinya nanti)
dah continue OK
dibagian Output SPSS lihat:
jika mau make nilai Cronbach’s Alpha –> lihat di tabel “reliability Statistics
jika mau make nilai
 Mean Inter-Item Corelations –> lihat di tabel “Summary Item Statistics
ON THE POPPRESSED R



The Information Processing system


Chapter 2
The Information Processing system
Environmental information is successively encoded, stored, and retrieved by a set of distinct mental structures. The emphasis is on the flow of information through the system. Environmental stimuli – the constellation of sight, sound, and other sensory event to which we are constantly exposed are represented in each structure in a particular way.
Sensory Stores
The sensory stores take in the variety of color, tones, tastes, and smells that we experience each day and retain them, for a brief time in a raw, unanalyzed form. It is assumed that we have one sensory store for each sensory system, although only the visual and auditory sensory stores have been studied in any detail.
Working Memory
The second type of memory has been traditionally referred to as short-term memory and more recently as working memory. Short-term storage is easy to state, the content of the sensory stores are held for at most a few second. Short-term memory is severely limited in size, it can hold approximately seven plus or minus two unit of information. Working memory differs from short-term memory in that the term conveys a more dynamic view of memory processes.
Permanent Memory
Permanent Memory which is also known as long-term memory is a repository of our knowledge of the world, this include general knowledge, such as the rules of grammar or arithmetic, along with personal experiences, such as memories of your childhood. Semantic and episodic memory interact in our processing of information, for example the knowledge that princess Diana died in a car crash will be stored in our semantic memory as part of our general knowledge, and our memory of how we learned about this event will be part of our episodic memory.
Relevance For Language Processing
Pattern recognition occurs when information from one of the sensory stores is matched with information retrieved from permanent memory. Permanent memory plays several roles, semantic memory contains information on the speech sound and words that we retrieve during pattern recognition.
Central Issues In Language Processing
Serial And Parallel Processing
If a group of processes takes place one at a time, it is called serial processing. If two or more of the processes take place simultaneously, it is called parallel  processing. The serial model would assume that these stages occur one at a time, with none overlapping. If, on the other hand, we assume a parallel model, all of these processes could take place at the same time. Parallel distributed processing models have been described as neutrally inspired because they use brain, rather than computer, as the dominant metaphor.
Top Down And Bottom Up Process
Suppose you are listening to a lecturer, trying to comprehend what is being said remember the main points of lecturer. We may know define bottom-up processing as that which process from the lowest level to the highest level of processing. A top-down processing models in contrast, states that information at the higher levels may influence processing at the lower levels. The distinction between top-down and bottom-up processing is similar in some respect to the distinction between serial and parallel process. In fact, a top-down process is often a parallel process and a bottom-up  process is usually serial.
Automatic And Controlled Process
Task that draw substantially from this limited pool of resources are called controlled tasks, and the process involved in these tasks are referred to as controlled process, tasks do not require substantial resources are called automatic tasks.
Modularity
Within cognitive psychology the issue of modularity has two meanings, first, it pertains to the degree of independence of the language processing system. The second meaning of modularity is that linguistics sub system, such as : semantic and syntax, operate independently rather than interactively.
Development Of The Processing System
This may seems an unlikely hypothesis for we ordinarily think of children and especially infants as cognitively very different creatures than adults. Children and adult have some important cognitive similarities.
Perceptual Processing
Distinction between different speech sound very early in life, these researchers examined infant perception of the voicing contrast in English. The sound differ in the time between when the sound is released at the lips and when the vocal cords begin vibrating.
Working Memory
These result, however, do not tell us much about the development of working memory, recall that, working memory consist of both storage and processing functions, and these compete for limited resources, thus a developmental change in either of these functions would affect the other.
Sensorimotor Development
This is directly pertinent to language acquisition for to acquire a language a child must ultimately perform correct analyses simultaneously on the phonological, semantics, morphological, and pragmantic levels.